Remaja Jember Pukul Ibu, Minta Maaf Usai Dipolisikan

Remaja Jember Pukul Ibu, Minta Maaf Usai Dipolisikan

Sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang remaja laki-laki memukul ibu kandungnya sendiri viral di media sosial dan mengundang kemarahan publik. Peristiwa memilukan tersebut terjadi di Desa/Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dan menjadi sorotan tajam masyarakat serta aparat penegak hukum.

Kronologi Kejadian

Insiden terjadi pada Sabtu malam, 17 Mei 2025. Pelaku, seorang remaja berinisial SU (18), memukul ibunya, LM (38), di rumah mereka di Dusun Krajan. Aksi tersebut terjadi ketika sang ibu menasihati anaknya yang dianggap mulai sering bersikap tidak sopan dan tidak patuh terhadap orang tua.

Namun, bukannya mendengarkan dengan baik, SU justru tersulut emosi. Dalam keadaan marah, ia melayangkan pukulan ke wajah ibunya. Pukulan itu membuat bagian bawah mata LM mengalami memar cukup parah. Aksi tersebut sempat terekam oleh anggota keluarga lain dan videonya menyebar luas melalui media sosial.

Video Viral dan Reaksi Publik

Video berdurasi sekitar 30 detik tersebut menunjukkan suasana tegang di dalam rumah. Dalam rekaman, SU tampak terus membantah dan membentak meski dinasihati, hingga kemudian ia memukul ibunya di hadapan anggota keluarga lain. Warganet dengan cepat mengecam aksi SU dan menyuarakan agar pelaku diberi sanksi hukum setimpal.

Netizen bahkan ramai-ramai menyebarkan video tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada korban dan untuk memberikan tekanan agar pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya. Banyak yang menyebut tindakan ini sebagai bentuk nyata dari krisis moral dan kurangnya pendidikan karakter di kalangan remaja.

Baca Juga : KSAU Soroti Pentingnya Pertahanan Berbasis AI di Forum Internasional

Langkah Hukum dan Mediasi

Melihat tindakan kekerasan yang dilakukan SU, keluarga korban melaporkannya ke pihak kepolisian guna memberikan efek jera. Laporan tersebut diterima oleh Polsek Kencong yang langsung merespons cepat dan turun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan.

Kapolsek Kencong, AKP Siswanto, dalam keterangannya mengatakan bahwa tindakan SU adalah bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang tidak bisa ditoleransi, walaupun dilakukan oleh anak terhadap orang tua.

Namun setelah dilakukan pemeriksaan awal dan mediasi dengan pihak keluarga, diketahui bahwa SU menyesali perbuatannya dan menyatakan permintaan maaf kepada sang ibu. Permintaan maaf itu disampaikan keesokan harinya, Minggu 18 Mei 2025, dan disaksikan langsung oleh petugas kepolisian serta perangkat desa.

Tanggapan dari Pihak Keluarga dan Polisi

Pihak keluarga menyatakan bahwa mereka melaporkan kejadian ini bukan semata untuk memenjarakan SU, melainkan untuk memberikan pelajaran moral agar ia tidak mengulangi perbuatannya. LM sendiri, meski mengalami luka, menerima permintaan maaf anaknya dan berharap anaknya bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik.

Sementara itu, pihak kepolisian tetap menekankan bahwa tindakan kekerasan dalam rumah tangga adalah pelanggaran hukum dan harus ada penyadaran bahwa kekerasan bukanlah jalan keluar dari masalah. Kapolsek juga mengimbau agar masyarakat lebih memperhatikan kondisi psikologis dan lingkungan sosial anak-anak serta memperkuat komunikasi dalam keluarga.

Pesan Moral dan Pentingnya Pendidikan Karakter

Kasus ini menjadi cerminan penting bagi masyarakat luas bahwa kekerasan terhadap orang tua, yang dikenal juga sebagai parental abuse, adalah isu serius yang harus ditangani dengan pendekatan hukum dan moral. Di tengah perkembangan zaman dan tekanan sosial yang semakin tinggi, pendidikan karakter dan nilai-nilai sopan santun dalam keluarga menjadi sangat krusial.

Para orang tua juga diimbau untuk terus menjalin komunikasi yang sehat dan terbuka dengan anak-anak mereka. Di sisi lain, anak-anak perlu dibekali dengan keterampilan mengelola emosi dan memahami batasan etika serta norma dalam berkeluarga.

Peristiwa pemukulan seorang ibu oleh anaknya di Jember bukan hanya menjadi kejadian hukum biasa, melainkan juga alarm sosial bagi kita semua. Meski pelaku akhirnya meminta maaf dan dimaafkan, tindakan tersebut tetap meninggalkan luka emosional yang mendalam.

Masyarakat perlu menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran agar menghargai dan menyayangi orang tua, serta menyadari pentingnya membentuk generasi muda yang berakhlak, santun, dan penuh empati.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *